Bisnis Hewan Qurban di Batam Ternyata tidak Selamanya Menjanjikan Keuntungan, Ini kata Musofa-dinamikakepri.com

22 Agustus 2018

Bisnis Hewan Qurban di Batam Ternyata tidak Selamanya Menjanjikan Keuntungan, Ini kata Musofa

 

Musofa (baju putih kiri) saat menyasikan pemotongan hewan qurban di PLTD Sekupang, Rabu (22/8).

Dinamika Kepri, Batam - Mungkin banyak orang yang mengira  bahwa setiap pengusaha hewan qurban itu selalu akan meraup keuntungan besar  di hari raya Idul Adha tiba.

Ya, mungkin begitu perkiraan awam, namun realitanya tidaklah demikian, sebab banyak resiko yang menjadi tantangan oleh si pengusaha qurban itu sendiri, contoh matinya hewan qurban sebelum laku terjual.

“ Untuk tahun ini saya cuma balik modal saja mas! yang terjual ada 175 ekor sapi sedangkan yang mati ada 20 ekor ,” ujar Musofa kepada awak media ini saat menghadiri acara qurban bright PLN Batam di PLTD Sekupang, Rabu (22/8/2018) siang.

Anggota DPRD Batam, Musofa, SE.
Menurutnya, kematian sapi-sapinya itu mati sebelum terjual karena kelelahan,  karena sapi itu dikirim dari Bali ke Batam.

“Matinya mungkin karena kelehan, karena sapi itu dikirim dari Bali,” ucap Musofa yang juga anggota DPRD Batam itu.

Pantuan media ini seminggu sebelum hari raya Idul Adha di Batam, terdapat banyak titik penjualan hewan qurban.

Ketika awak media ini menanyakan ke Musofa, apakah maraknya pebisnis hewan qurban di Batam telah mempengaruhi omset bisnisnya, ia menjawab tidak.

“Kalau itu tidak ada pengaruhnyalah,” cetusnya singkat.

Menurut informasi yang diterima awak media ini, bahwa harga untuk satu hewan qurban sapi berat timbangan 220 Kg, saat ini bisa mencapai hingga Rp 12 juta.

Maka jika dikalikan 20x12, berarti dalam tahun ini Musofa telah mengalami kerugian Rp 240 juta dari 20 sapinya yang mati.

Pantuan media ini lagi, Musofa, SE  selain anggota Komisi I DPRD Batam, ia juga adalah seorang pengusaha membuka peternakan sapi bernilai miliaran rupiah di Sei Tamiang, Tanjung Riau.

Selain disibukan dengan kegiatannya beternak dan di dunia politik, Musofa dari Partai Hanura itu juga kerap menjadi penghubung masyarakat dengan BP Batam untuk mendapatkan lahan kavling. (Ag)



BACA JUGA :