|
Ilustrasi, Image @lanlinglaurel.com. |
Dinamika Kepri - [Maaf artikel ini khusus Dewasa, Bacaan buat yang sudah berumur 20 tahun keatas], Surat dari pembaca, Setelah membaca kisah-kisah cinta di media ini, aku tertarik untuk menuliskan kisahku. boleh ya??..!!. Oh ya..Buat para pembaca yang budiman, sebelumnya aku meminta maaf dahulu karena di kisahku ini sedikit ada mengandung cerita Vulgar, tetapi itulah realitanya.
Inilah kisahku, Kenalkan namaku RT (Nama samaran=red) berumur 25 tahun. Aku adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara. Ya..dari 4 bersaudara, cuma aku yang perempuan.Dengan menuliskan semua kisahku ini kiranya dapat memberikan masukan yang positif baik kepada seluruh pembaca yang budiman, dan untuk melindungi hak Frivasi, serta nama-nama yang tercantum diartikel ini, semuanya sengaja saya inisialkan.
Aku adalah wanita terpelajar lulusan Universitas dari Negeri Jiran. Selama mengenyam pendidikan disana, aku sudah menjalin hubungan cinta dengan seorang pria teman sekelas sekolah dahulu waktu di SMA yang kebetulan berjumpa satu sekolah di tempat aku belajar di Jiran, sebut saja namanya AL (26).
Dia adalah cinta pertama dalam hidupku. Hubungan kami sudah jauh melampau batas dari koridor semestinya orang yang berpacaran. Jujur aku dia sudah seperti suami istri. Selama aku belajar di Jiran, semua waktuku kulalui bersamanya.
Namun setelah kami lulus, dengan jalan masing-masing, kami kembali ke indonesia. tujuannya agar hubungan kami tidak diketahui para orang tua kami.
Dari sejak saat itu kami tidak lagi pernah bertemu. itulah pertemuan terakhir kami. Aku pun tidak tahu kemana ia pergi. Tiada kabar, dia hilang seperti di telan bumi. Bahkan semua akses untuk menghubunginya tidak aktif lagi. Begitu juga orang tuanya saat ketemui, juga mengaku tidak mengetahui kemana dia perginya.
Dari informasi yang kudapat, ia pergi setelah mendengar kabar pernikahanku. Iya..Aku menikah dengan pria pilihan orang tuaku.
Setelah aku menikah selama 1 tahun, Aku hancur berantakan. Suamiku yang tajir itu memonisku mandul dan lalu meninggalkan aku seperti sampah dan mempermalukan kedua orang tuaku.
Memang itu adalah kemauan juga. karena selama membina rumah tangga dengannya, kami tidak pernah bahagia, tidak pernah saling memiliki, tidak rasa walaupun sudah tinggal serumah dan tidur bersama. Rasa itu hampa. Semua yang terjadi tak lebih seperti cinta satu malam.
Setelah resmi bercerai dengan suamiku, aku lalu memutuskan hijrah ke kota Batam. Disana nantinya aku berharap bisa menemukan cinta hilang di kota tersebut. Sebab dari kabar angin yang kudengar, kalau kekasih cinta pertamaku itu saat sedang berada di Batam, namun aku tidak mengetahui dimana tempat tinggalnya.
Sebulan aku di Batam, aku menjalani kehidupanku dengan suka duka. bahkan pria yang kucari sampai saat ini, tidak pernah kujumpai. Semua tempat telah kujalani untuk mencari berharap bisa bertemu dengannya. aku begitu mencintainya.
Namun pada suatu malam, dengan tidak sengaja aku bertemu dengannya di salah satu club malam, aku senang dengan beribu-ribu rasa kebahagian. Ia juga terkejut melihat malam itu.
Aku bertemu dengannya saat berpapasan dari kamar mandi. Ia terkejut begitu juga aku. Kami pun berpelukan. Sekitar 15 menit kami berpelukan hingga mengundang banyak perhatian pengunjung Club tempat hiburan malam itu.
Tak selang dari itu, seorang wanita berperawakan seksi dan cantik menghampirinya, wanita menyapa pria yang sedang menggenggam tanganku itu. Kata wanita itu, " Lama betul abang nih, aku kesepian di sana Yank, aku lama menunggu disana tapi disini abang kok malah enak-enak pegangan tangan dengan wanita lain, pakai peluk-peluk pula lagi, emang dia siapa bang? Eh..kamu cewek gatel !!, dia ini kekasihku," kata wanita itu kepadaku.
Mendengar itu, aku sedih sembari emosi, pria yang selama ini kunanti itupun kulihat tak sangggup lagi menatapku. Sepertinya dia berusaha ingin menjelaskannya padaku, namun aku langsung beranjak pergi meninggalkannya. Mereka berdua kulihat bertengkar hebat.
Setelah itu aku pergi meninggalkan club. Dalam perjalanan pulang aku menangis, perasaanku berkecambuk, pikirku semua harapanku telah hancur. Bahkan sempat aku terpikir untuk mengakhiri hidupku.
Tak mau sendiri sepi menangisi yang tidak pasti, akhirnya aku membelokan mobilku tempat hiburan malam (Diskotiq) lain. Di dalam Vip diskotiq aku sendiri. aku berusaha menyembunyikan kesedihanku. Malam itu aku seperti tante yang keuhasan kasih sayang dari seorang pria.
Saat waiter wanita mengantar minuman ke Vip ku, ia bertanya, " Loh temannya mana embak, kok sendiri saja, kalau butuh teman saya bisa temanni, kebetulan jam kerja saya 1 jam lagi akan berakhir, itupun kalau ambaknya mau," kata waiter itu padaku.
Mendengar itu, aku terhibur, pikirku kenapa tidak, jawabku" yah gak apa-apa, kalau mau datang saja, aku menunggumu, jangan lama-lama," kataku padanya.
Sebelum ia pergi, wanita itu menyodorkan tangannya padaku, " kenalkan embak namaku WN (nama samaran)" akupun menyambutnya nama menyebutkan namaku.
Dalam Vip aku bernyanyi sendiri, setelah 1 jam berlalu, ia pun muncul dan menyapaku, " Hei..Embak..maaf ya sudah lama menunggu," lalu kujawab ya gak apa-apa, terima kasih telah bersedia menemaniku.
Malam itu aku dan dia saling mengenal, ia juga menceRTkan kisah cinta yang juga berakhir tragis sama sepertiku. cuma bedanya, suaminya menceraikannya tampa pasal yang jelas.
Tidak mau mengingat masalah yang lalu, setelah penat bernyanyi lagu-lagu galau, lalu kami dugem bersama. sebelum dugem, kami pastikan pintu Vip tertutup dengan rapat.
Setelah selesai dugem, kami berdua sepertinya merasakan keanehan, bibir kami rasanya ingin menggit sesuatu namun tidak ada yang mau digigit. Orang bilang itu sangek. Ya mungkin itulah yang kami rasakan saat itu.
Melihat pintu tertutup, tampa tidak sengaja kami berpelukan, kami saling menatap, tidak tahu setan mana yang sedang merasuki, bibirnya tiba-tiba menempel dibibirku dan melumatnya. aku tersentak dan merasa risih.
"Jangan, aku risih, aku ini wanita normal, baiknya cari saja pria yang mana kamu suka, biar nanti aku yang bayarnya," kataku padanya.
Lalu dia menjawab sambil menatapku," Tidak,, bagiku tidak ada pria yang bisa kupercaya, bagiku pria itu tidak ada ubah penghianat. pria telah menghancurkan hatiku." jawabnya padaku.
Jawabannya nalar bagiku, sebab aku juga sama sepertinya menerima perlakuan yang sama. Dia terus menyerangku dengan cumbuan bibirnya. merasakan serangannya, aku pun pasrah dan kami melakukan yang tidak sepantasnya dilakukan.
Wanita yang baru kukenal itu ternyata sangat buas, dia menjelajahi seluruh lika-liku tubuhku. aku merasakan sentuhannya. aku merasakan sensasi yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. setelah aku puas berakhir klimax, aku juga melakukan hal yang sama padanya.
Kami berdua terlentang kelelahan diatas sofa. kami saling menatap. Setelah itu ia pamit pulang. sebelum ia pamit, Ia meminta maaf padaku. kata dia, " Embak aku minta maaf ya, maaf aku sudah lancang sama Embak, tolong maafkan aku ya" ucap dia sembari membuka pintu.
Lalu kujawab, oh tak apa-apa, bahkan akulah yang berterima kasih, karena kamu telah sudi menemaniku dan juga memberikan kepuasan sensi kepuasan untukku, jujur aku belum pernah merasakan itu.bahkan aku mampu melupakan kesedihanku," kataku padanya.
Mendengar itu ia pun tersenyum dan pergi dari hadapanku. Tak lama ia pergi, aku pun juga bergegas pergi meninggal Vip. Dalam perjalanan aku tidak lagi memikirkan kekasihku itu. Sedikitpun aku tak lagi mengingatnya. Aku malah lebih mengingat sensasi yang diberikan waiter wanita itu padaku. Nikmatnya membuat aku melayang. Pikirku angin terulang lagi.
Waktu terus berjalan, saat ini aku bekerja di salah satu perusahan termana di Batam. dilingkungan kerjaku banyak pria yang tertarik padaku namun aku tidak menggubrisnya. aku tidak percaya pada mereka.
Bila ada waktu senggang, aku sering menghabiskan waktu ngejem untuk membakar kalori dalam tubuh. Banyak pria kekar dan tampan yang kukenal. Bahkan dari antara mereka, banyak yang mencoba berusaha mencuri hatiku, mungkin karena aku cantik dan tubuhku seksi. Namun aku tidak tertarik.
Aku juga tidak tahu apakah ketidaktertarikan pada pria saat ini karena trauma atau karena sudah kecanduan dengan sesama jenis?, Ah..aku tidak perduli yang penting hidupku heppy. mengapa? karena selama ini aku telah menderita di buat Pria.
Suamiku menceraikan aku, ia menghujatku, katanya aku mandul. Begitu juga dengan mantan kekasihku itu, Ia juga telah di miliki oleh wanita lain. Saat ini aku juga tidak perduli lagi padanya. Bagiku semua pria sama saja. Mereka sangat kejam, prinsipnya seakan "Habis madu sepah dibuang".
Karena kesibukanku menumpuk dikantor, selama 2 bulan lamanya aku tidak pernah menemui WN. Aku pun lupa saat itu, aku tidak terpikit untuk meminta nomor ponselnya. Namun berkat adanya media sosial, aku berhasil menemukannya.
Setelah ku Add, 2 jam setelahnya dia menerima pertemanan. dari mulai itu kamipun saling berkomunikasi. dari sejak itu, hampi setiap hari senggang kami bertemu, baik di Vip diskotiq maupun di rumahku. kami selalu melakukannya.
Karena keseringan, akhirnya aku merasakan jatuh cinta padanya. Menurutku itu aneh. tetapi itulah realitanya. aku juga bingung. aku terlena dengan situasi. Aku tidak mau kehilangannya. Ternyata ia pun meresakan hal yang sama namun ia tidak berani mengatakannya. Begitu juga aku, sangat malu mengakui rasa cinta itu padanya.
Kami saling merahasiakan rasa itu, namun saat kami sedang bersenggama, tak sadar bibirku membisikan rasa cinta itu padanya. mendengar itu Ia terkejut, ia juga mengaku sangat mencintaiku namun malu untuk mengatakannya. Ternyata kami berdua tak mau saling kehilangan. dari sejak saat itu, tidak ada lagi rahasia diantara kami.
Orang melihat kami tak ada ubahnya seperti wanita normal sebatas sahabat, namun di balik itu cuma kami berdualah yang mengetahuinya.
Pada suatu hari aku menawarkan pekerjaan ditempatku kepada WN, sebab aku kasihan padanya jika harus setiap malam begadang di tempat kerjanya. Tidak tahu juga apakah aku cemburu takut kalau ia akan berselingkuh.
Mendengar tawaranku, ia menolak, kata dia, " Maaf aku tidak tertarik, Masalah pekerjaan biarlah kita jalani masing-masing,'' mendengar jawabannya aku terperanjat diam sejenak, pikir Wah..dia yang wanita yang berprinsip. tidak mau memaksaknya, akupun mengakhiri hal itu.
Pada suatu hari di waktu senggangnya, ia mengajakku ke suatu tempat yang belum pernah aku singgahi. aku heran bukan kepalang, ternyata WN masuk dalam komunitas hubungan sejenis. Di tempat itu setiap pasangan masing-masingnya bebas memilih pasangan lain.
Aku merasa mau mual mau muntah. Namun untuk menjaga perasaan WN dihadapan pada komunitasnya aku berusaha bersikp profesional.
Selain berhubungan sesama jenis (Lesbian=red), di komunitas itu juga ada agenda hadiah Pria muda yang di bayar secara patungan. Pria Muda (brondong=red) tersebut dibuat menjadi piala bergilir untuk memuaskan hasrat mereka. aku juga merasa heran melihatnya, pikirku ini sudah gila, cewek mau, cowok juga mau. Bahkan sempat terpikirku, Mungkin ini adalah tanda-tanda mau kiamat.
Jujur aku tidak melakukannya. Aku hanya melihatnya, aku jijik saat menyaksikan prilaku mereka yang tidak ada ubahnya seperti binatang. kelihatannya mereka seperti orang normal diluaran, namun kenyataannya terbalik 180 derajat. Oh Tuhan ampuni aku. Pikirku saat itu sembari menghela nafas yang panjang.
WN kulihat begitu menikmati pergumulannya. sebentar ia dengan laki sebentar pula lagi wanita, " Disini kita harus berjiwa fear, disini kita semua satu jiwa, enggak ada yang namanya kata cemburu-cemburuan. jika itu ada, kita tersingkir tak layak masuk komunitas ini." bisik WN padaku.
Tak mau merusak suasana, aku berusaha tetap menahan diri. Sesekali tangan wanita lain meraba tubuhku, begitu juga cowok brondong itu, ia juga mengajak aku bergabung, Namun aku senyum saja sambil menolaknya halus.
Setelah 3 jam ditempat itu, akhirnya pergi meninggal tempat yang menurutku seperti neraka itu. Dalam perjalanan, aku tidak habis pikir, dan memilih diam. lalu WN bertanya " Hai say..kenapa kamu diam saja, aku tahu kamu tidak menikmatinya, tapi cobalah untuk berdaptasi, lamban laun kamu pasti akan menikmatinya." kata WN menyarankan.
Tak mau panjang cerita, aku lalu mengantarkan pulang kerumahnya. Lalu ia bertanya," Kenapa aku kamu antar pulang, apakah kita melakukannya?" lalu kujawab dengan kontan, " Terima kasih, maaf aku lagi tidak mood saat ini, lain kali sajalah, aku ngantuk, lagian aku besok aku mau keluar kota ada urusan pekerjaan." kataku beralasan padanya.
Mendengar jawabanku, ia diam saja, kulihat ia sangat lelah dan tertidur sejenak menunggu sampai di rumahnya. Setelah tiba dirumahnya aku membangunkannya, ia pun keluar dan pamit pamit padaku. " Okey sampai besok ya..maaf jangan marah, aku hanya berusaha mengenalkan duniaku padamu, kalau kamu tidak suka, aku tidak memaksa, begitulah aku, kuharap kamu jangan sakit hati padaku," kata dia seperti ingin menyenangkan aku.
Setelah itu, dalam perjalanan aku menyadari jika perjalanan kehidupanku sudah melebihi batas kewajaran. Pikirku, aku tidak mau masuk lebih jauh kedalamnya.
Sejak malam itu aku bertekad untuk meninggalkan semua itu. Hubunganku dengan WN akhirnya ku akhiri. Walau ia berusaha meminta maaf padaku. aku tidak mau bersamanya lagi.
Bagiku bukan WN yang salah, namun kehidupan yang dimasukinya yang telah salah. nilaiku Ia sudah terjerumus jauh. Aku juga sadar ia melakukannya karena rasa frustasinya setelah ditinggal suaminya.
Waktu terus berlalu, Minggu, Bulan dan tahun lewat seperti tidak terasa. aku selalu sibuk dengan pekerjaanku. secara tidak sengaja aku eksis di dunia maya membuka akun media sosialku. Aku lihat WN berpelukan dengan wanita lain.
Aku tidak tahu, apakah ia sengaja menggunggahnya biar aku cemburu, Pikirku, "Ah..terserahlah, Toh aku juga tidak ada rasa lagi padanya." dan aku hanya memberikan like statusnya itu.
Tak mau ada jawaban darinya, saat itu juga aku menutup akun Facebook ku. Aku menutup untuk selamanya, dan membuka akun baru dengan nama samaranku.
Ia juga berusaha menghubungiku, baik dari WA maupun dari nomor ponselku. tetapi tidak mau lagi meresponnya. Dan pada suatu hari, tiba-tiba ia datang kerumahku.
Sebagai wanita dewasa, aku mempersilakannya. lalu ia meminta maaf dengan semua yang telah terjadi. mengenai foto di media sosial itu, kata dia itu saudara perempuan jauhnya. cerita punya cerita, ternyata ia sudah menemukan pria idamannya. Kata dia, ia sudah memulai menjalani dengan hidup normal. Bahkan minggu depan ia akan menikah dengan pria idamannya. Ia juga meminta aku agar bisa hadir pada saat pernikahannya.
Mendengar semua cerita dan permintaannya, akupun mengiyakannya. Waktu yang ditentukan hari pernikahannya pun tiba. sebagai rasa persahabatan dan jujur pernah mencintainya, aku membawa kado yang besar. Pikirku tak apalah, sebab dia juga pernah membahagiakan aku. mungkin hanya itu yang bisa kupberikan sebagai tanda perpisahan, jujur aku sangat mendukung pernikahannya itu. Sebab ia telah kembali hidup normal sebagai wanita seutuhnya.
Itulah harapanku padanya begitu juga harapanku pada diriku sendiri. Namun apa yang terjadi, diacara pernikahannya WN aku sangat terkejut, sebab Pria yang bersanding dengannya adalah AL yaitu Pria yang pernah aku cintai, cinta pertamaku.
Saat itu AL terkejut bukan kepalang melihatku, WN juga demikian. WN bertanya, " Apakah kamu baik-baik saja ? " tanya WN padaku, Jawabku " Ya.,.aku baik-baik saja. Seperti bersandiawara, aku menyalam AL, ia menggemgam tangan erat. namun aku berusaha melepaskan. Aku tidak mau merusak suasana hari kebahagian WN. aku alansung menarik tanganku, lalu mengucapkan selamat kepada WN.
Saat memberikan kado, tangan WN kutarik dan kubisikan padanya, kataku, " Kataku jika kamu masih ingin aku di Batam ini, kumohon..Please, Siapapun yang meminta alamatku padamu, jangan pernah memberitahukannya. Aku mohon..hanya itu pesanku padamu." mendengar pesanku WN lalu mengangguk tanda setuju.
Setelah itu aku pergi meninggalkan acara itu. Lagi-lagi aku menangis. Sepertinya cobaan untuk menyiksa hatiku tidak akhir.
Setelah aku meridhoi WN menikah dan meninggalkan aku, Tak tahunya ia menikah dengan mantan kekasihku. Aku tidak tahu, apakah ini kebetulan atau memang sudah takdirku. " Oh Tuhan..Ampuni aku. Amin," ucapku dalam hati sembari menghela nafasku.
Hari terus berlalu, WN menepati janjinya, Ia tidak memberikan alamatku kepada suaminya. Karena aku tahu AL pasti berusaha berbagai alasan untuk mencari alamatku, sebab aku tahu bagaimana wataknya. Ia pria yang cerdas, bagiku AL itu selain tampan ia seperti James Bond (007) suka berpetualang.
Dua bulan sejak dari pernikahannya itu, akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan kota Batam. Seban dari tempat kerja, aku di promosikan jabatan baru di Jakarta.
Tidak tahu, apakah kebetulan atau tidak, ternyata jabatanku diatas jabatannya mantan suamiku. Mendengar itu, mantan suamiku yang telah menikah itu lagi, lalu mengajukan pengunduran dirinya, mungkin ia tidak sanggup melihat aku, sesuai prosedurnya, lalu aku menyetujuinya pengunduruan dirinya dan meneruskannya keatasanku (Direksi=red).
Setelah sebulan waktunya dari pengudurannya, mantan suamiku itu kudengar kabar kalau ia telah meninggal terkena serangan jantung. Aku sedih mendengar kabar itu. Lagi-lagi aku mengeluh " Oh Tuhan, apakah ini kebetulan atau memang sudah menjadi takdirku?, Ya Tuhan, Ampuni Aku."
Hari terus berlalu, kujalanni hidup dengan kesendirianku. Terkadang aku menangisi nasib percintaanku, hidupku mapan, namun aku tidak memiliki cinta yang benar-benar tulus mencintaiku. Banyak pria menginginkan cintaku, Namun aku tidak tertarik. Pikirku kalau mereka itu semua hanya ingin dengan tubuhku serta mau menggerogotiku hartaku.
Bahkan agar aku tidak tersiksa dengan nafsu tubuhku, Aku juga sering berdoa agar Tuhan yang maha kuasa dapat mencabut rasa itu. Sebab rasa itu selalu menyiksaku. Aku berharap rasa itu hilang agar aku tidak lagi kepikiran dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis seperti yang pernah aku lakukan bersama WN.
Mengingat yang kulakukan bersama WN, aku sadar dosaku sudah begitu banyak, apalagi mengigat mantan suamiku yang telah meninggal, aku juga bersalah. Seandainya aku tidak menjadi atasannya, pastilah ia masih hidup sampai saat ini, pikirku.
Setelah 6 bulan berlalu, Di Facebook teman, tiba-tiba aku melihat postingan memuat foto AL dengan memakai kain Kafan. setelah ku pastikan melalui WN, Ia menjawab kalau suaminya telah meninggal akibat terkena penyakit HIV Aids.
Dengan menangis WN meminta maaf padaku, Ia juga mengaku khilap karena telah menikahi AL. Kata dia, seaindainya ia tahu AL itu adalah mantan pacarku. pastinya ia tidak akan mau menikahinya. Lalu kataku pada WN, " Sudahlah, Win.. yang berlalu biarlah berlalu, aku harap hatimu tetap teguh menghadapi semua yang sudah terjadi."
Dan yang paling mengejutkanku lagi, WN mengaku kalau dirinya juga telah mengidap penyakit mematikan itu. Kata WN padaku dengan menangis sedih, ia tertular dari AL.
Sebelum mengakhiri percakapannya denganku, kata WN sebelum AL meninggal, Ia menceritakan semua tentang kisah cinta kami saat di negeri Jiran itu kepada WN. Bahkan dengan berbagai cara kata WN, AL meminta alamatku agar bisa menemuiku, kata WN AL ingin minta maaf padaku sebelum ia akan menghembuskan nafas terakhirnya.
Kata WN mengakhiri kalau umurmunya juga saat ini tinggal menghitung hari saja. penyakit yang ditular AL kepadanya telah menggroti Imun tubuhnya. WN juga mengatakan, Ia sudah lama mengenal AL. Kata WN lagi, selama di Batam AL berprofesi sebagai Gigolo.
Ingatkan WN lagi padaku, katanya mengenai wanita yang bertengkar denganku di pintu kamar mandi di Club malam itu pesan AL kepada WN, wanita itu adalah seorang tante yang malam itu menyewa jasa AL.
Mendengar semua ucapan WN itu, air mataku berlinang tak henti. Aku berteriak histeris sejadi-jadinya hingga semua tentanggaku mengira kalau aku sudah gila. Ya..Aku sudah gila kataku pada semua tetangga yang mencoba komplein dengan suaraku yang sangat memang memekakkan telinga.
Setelah 1 tahun berlalu, WN pun meninggal. Saat ini aku telah menikah dengan pria duda anak satu perempuan berumur 7 tahun. anak itu sangat cantik. jika kulihat-lihat dikaca, aku sangat mirip dengan anakku angkat itu. Walau aku ibu tirinya. Aku dan dia saling mengasihi. Begitu juga ayahnya, suami baru ini, juga sangat menyayangiku apa adanya.
Ia bukan orang kaya, dan ia juga bukan orang yang gila harta. Dia yang orang sederhana. Perkenalanku dengannya tidak disengaja yaitu saat ban mobilku pecah di tengah jalan. Ia membantuku. Bahkan menolak ia juga upah pemberianku.
Sebelum pergi ia pergi, kami sempat berkenalan. Kepadaku ia mengaku seorang Duda beranak satu perempuan berumur 7 tahun. Mendengar itu aku sedih. bahkan secara tidak sadar, aku juga mengaku sudah menjanda namun tidak memiliki anak. Diujung perkenalan kami, aku memberanikan diri untuk meminta nomor ponselnya. namun ia menolak.
Kata dia padaku dengan Elegan, " Maaf..bukan mengurangi rasa hormatku kepada ibu, saya sudah muak yang namanya dengan menjalin cinta, maaf Ibu, saya sudah Tua, bukan masanya lagi untuk bercinta-cinta. kalau memang kita bisa bertemu dilain waktu, berarti kita itu jodoh, aku duda kamu janda, saya rasa tidak ada yang salah jika kita berdua bisa bersama untuk menghabiskan masa hidup kita,''
Mendengar ucapannya itu, aku terpesona, aku tercegang kepadanya, setelah aku tersadar, ternyata ia sudah pergi dari hadapanku. Sejak saat itu aku mengingat namanya. Ya namanya AR, dia 4 tahun lebih tua dariku.
Pada suatu hari saat berbelanja ke pasar basah, tak sengaja aku bertemu lagi dengannya. saat ia menwarkan jualannya aku melihatnya, ia pun melihatku juga. Lalu ia pun menghampiriku. bisiknya dia ketelingaku, " Kalau kamu mau menikah denganku, aku bersedia menikahinmu, jika tidak, aku juga tidak memaksamu.".
mendengarnya, aku tersanjung, tampa sungkan aku menjawab dengan bahagia, " Ya..aku mau menikah denganmu!!," Lalu semua orang di pasar itu bertepuk tangan..Ucap mereka bergantian, "Selamat ya..Non, Pak AR itu orang baik. Ia menduda bukan karena bercerai, istrinya meninggal saat usai melahirkan Putrinya."
Tak selang dari itu akhirnya kami memutuskan untuk menikah. Sampai saat ini kami hidup bahagia. dari pernikahan kami, aku telah melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan mirip bapaknya. Walaupun ia pedangang sayuran di pasaran pagi. Itu tidak mempengaruhi aku di mata teman-teman sekerjaku. Bahkan mereka sebaliknya, katanya merasa salut padaku, karena aku telah menemukan jodohku yang sesungguhnya. Terimakasih Tuhan, Engkau telah mengabulkan doa-doaku. Amin.."
Begitu juga kedua orang tuaku, mereka sangat bahagia dengan penikahanku, mereka juga mengaku bersalah karena sebelumnya telah menjodohkan aku kepada orang juga telah menghina mereka. Begitu juga termasuk ke-3 saudara-saudaraku, mereka semua mendukungku. Dengan itu Pintaku kepada Tuhan yang maha kuasa, kiranya rasa kebahagian ini tetap bertahan selama hidupku, Amin.[*]
Editor : Agus Budi T