Showing posts with label sosok. Show all posts
Showing posts with label sosok. Show all posts

Tuesday, 24 July 2018

Mantan Kasi Datun Kejari Batam Hendarsyah Pindah Tugas ke Kejati Pekanbaru

Hendarsyah Yusuf Permana, SH.,MH bersama istri saat memberikan kata sambutan di acara Sertijab.

Dinamika Kepri, Batam - Mantan Kasi Datun Kejari Batam, Hendarsyah Yusuf Permana, SH.,MH yang sudah 2 tahun 4 bulan mengabdi di Kejari Batam, pindah tugas ke Kejati Pekanbaru, Riau.

Acara Serah Terima Jabatan (Setijap) pindah tugas dengan penggantinya Elan, SH ini, dilakukan di ruang Sasana Soeprapto lantai III, Gedung Kejari Batam, Selasa (24/7) sore.

Di Kejati Pekanbaru, Hendarsyah Yusuf Permana ditugaskan menjabat sebagai Kasi Teroris.

Dalam kata sambutannya, Hendarsyah mengatakan ucapannya, dengan mengucapakan banyak terima kasih seluruh jajaran Kejari Batam, terlebih kepada Kajari Batam, R.Adi Wibowo, SH.,MH.

Bersama para istri, Hendarsyah dan Kajari Batam R.Adi Wibowo melakukan foto bersama saat prosesi Sertijab berlangsung.

Begitu juga dengan Elan, SH yang sudah resmi menjabat Kasi Datun di Kejari Batam, dalam kata sambutannya ia mengatakan, akan berkoordinasi dengan Kasi Teroris itu jika menemukan kesulitan dalam melanjutkan tugas yang ditinggalkan Hendarsyah.

"Yang pasti saya akan tetap berkoordinasi," kata Elan dalam sambutannya.

Selain itu, dalam kata sambutannya, Kejari Batam R.Adi Wibowo juga meminta agar Kasi Datun yang baru bisa dengan cepat menyesuaikan diri dilingkungan Kejari Batam.

Tidak ketinggalan, Kasi Pidum Kejari Batam, Filpan Fajar Dermawan, SH dalam kata sambutannya juga memberikan motivasi kepada mantan Kasi Datun itu.

"Tetap semangat, tidak ingat, kalau kami datang ke Kejati Pekanbaru, jangan lari-lari," kata Filpan berseloroh dengan disambut tawa oleh para undangan.

Pantauan media ini di tempat acara Sertijab ini, acara diakhiri dengan acara hiburan dengan menyuguhkan lagu-lagu.(Ag)

Tuesday, 12 June 2018

Tak Tahan dengan Kesedihannya, Istri Almarhum Suwandro Nenggolan Teriak Histeris

Suasana duka cita di rumah duka almarhum Suwandro Nenggolan di Kampung Batak, Tiban Kampung, Sekupang, Batam, Selasa (12/6/2018) siang. Tampak istri almarhum menangis sejadi-jadinya.

Dinamika Kepri, Batam - Istri almarhum,  boru Pasaribu, terus memangis karena tak dapat menahan kesedihan atas kepergian mendadak suami tercintanya Suwandro Nenggolan.

Teriak histeris ibu 3 anak itu, memecah keheningan di mana saat para wartawan rekan-rekan mediang semasa hidup, datang melayat, Selasa (12/6/2018) siang.

"Lihatlah, kawan-kawanmu sudah datang. Ternyata kawan-kawanmu banyak, bangunlah pa! Lihatlah mereka ini, jangan biarkan aku sendiri menghadapinya," ucap istri almarhum sembari menangis dengan penuh deraian air mata.

Baca juga: RIP, Pimpinan Media Online Samjonews Meninggal Dunia

Rombongan Budi Mardianto.
Mendengar ucapan itu, membuat semua yang hadir spontanitas menesteskan air mata dengan penuh duka cita.

Prosesi acara melayat ini adalah prosesi terakhir sebelum jasad almarhum dikebumikan di TPU Sei Tamiang, Batam.

Tak hanya para wartawan yang mengenal almarhum, Ketua Komisi I DPRD Batam, Budi Mardianto, SE juga hadir melayat kepergian sosok sang wartawan yang dikenal kritis dalam  pemberitaan ini.

" Terakhir kali saya bertemu dengan almarhum ini, saat ia meminta tanggapan saya soal lokasi lahan tempat tinggalnya yang rencananya akan digusur oleh salah satu pengembang di Batam. Sebatas yang saya kenal, beliau ini orangnya sangat getol mencari informasi, termasuk dalam permasalahan lahan tersebut," ucap Budi.

Rombongan wartawan.
"Buat keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan ketabahan, sabar dan tetap di dalam lindungan Tuhan yang kuasa, serta almarhum diterima disisinya. Atas nama pribadi, saya mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya," ucap Budi lagi saat memberikan kata motivasi penyemangat kepada keluarga yang tengah dirundung duka.

Sekitar pukul 15:15 WIB, Almarhum dikebumikan di TPU Sei Tamiang dengan dihadiri seluruh pihak keluarga, baik orangtua (Ibu) maupun saudara dan kerabat keluarga rumpun mendiang.

Suwandro Nenggolan meninggal pada hari Minggu 10 Mei 2018 pagi setelah jatuh di kamar mandi.

Sempat dibawa ke Rumah Sakit, namun saat diperjalanan, Suwandro sudah menghembuskan nafas terakhirnya, pasalnya saat diperiksa dokter, jantungnya sudah tidak berdenyut lagi.

Menurut informasi yang diterima awak media ini, katanya sebelum jatuh di kamar mandi, Suwandro mengeluhkan sakit di dada kepada istrinya.

Mendengar keluhan suminya, boru Pasaribu lalu memberikannya air hangat dicampur bawang putih, namun setelah meminum air hangat itu, suaminya mual pingin muntah lalu pergi ke kamar mandi dan lalu terjatuh dengan wajah ke bawah menghadap lantai.

Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa pemilik Media Online Samjoinews.com tersebut, diduga sudah lama mengidap penyakit angin duduk (angina) lantaran kerap lupa makan, keseringan minum kopi dan sering begadang saat melakukan profesinya sebagai wartawan.

Kepergian almarhum ini meninggalkan 1 istri dan 3 anak, yang sulung kelas II SMU dan yang bungsu berumur 1 tahun 3 bulan.

"Selamat jalan sobat, selamat jalan kawan dan selamat jalan saudaraku, tugasmu telah berakhir," ucap para wartawan sembari berlinang air mata.(Ag)

Sunday, 10 June 2018

RIP, Pimpinan Media Online Samjonews Meninggal Dunia

Suwandro Nenggolan, Foto semasa hidup.

Dinamika Kepri, Batam - RIP (meninggal dunia=red). Turut berduka cita, Suwandro Nenggolan, pemilik/pimpinan redaksi media online samjonews.com telah meninggal dunia, demikian pesan singkat yang masuk ke setiap ponsel wartawan yang ada di Batam.

Wartawan yang mahir dalam investigasi ini, meninggal akibat jatuh di kamar mandi pada hari Minggu 10 Mei 2018 pagi.

"Jatuh di kamar mandi. Almarhum meninggal diperjalanan, karena saat diperiksa dokter, denyut jantungnya sudah berhenti," kata Regar Jaksa, kerabat almarhum.

Almarhum Suwandro Nenggolan saat disemayamkan di rumah duka, Kampung Batak, Tiban Kampung, Sekupang, Minggu (10/6/2018) siang.

Sebelum meninggal, istri almarhum (Boru Pasaribu) juga sempat membawanya ke rumah sakit, namun tidak tertolong lagi karena saat diperjalanan, sudah menghembuskan nafas terakhirnya.

Menurut kerabat keluarga, Almarhum kelahiran 15 Maret 1977 ini akan dikebumikan di TPU Sei Tamiang pada hari Selasa tanggal 12 Mei 2018 mendatang.

Di masa hidupnya, di kalangan para wartawan, almarhum dikenal sangat bersahabat penuh canda.

Tak hanya itu,  di dalam melakukan profesinya sebagai wartawan, almarhum juga dikenal sangat investigatife sehingga ia dijuluki wartawan kontraversi.

Almarhum (Bapak Samuel=red) kepergiannya ini meninggalkan 1 orang istri dan 3 orang anak. Anak yang sulung masih mengenyam pendidikan kelas II di SMU Negeri 4 Batam,  sedangkan anaknya yang bungsu, masih berumur 1,3 tahun.

Pantuan awak media ini di rumah duka di Kampung Batak Tiban Kampung/Lama, Sekupang, Batam, terlihat prosesi acara berjalan dengan penuh deraian air mata.

Terpantau juga, para insan Pers maupun para pimpinan media online di Batam, datang silih berganti melayat kepergian Almarhum ini.(Ag)

Thursday, 17 May 2018

Mengenal Dekat Sosok Kasi Pidsus Kejari Batam, Muhammad Yunus: Sebenarnya Dulu Cita-citaku itu Ingin Jadi Polisi

Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Batam, Muhammad Yunus, S.H., M.H.

Dinamika Kepri, Batam- Muhammad Yunus, S.H., M.H terhitung sejak pada tanggal 8 Mei 2018 yang lalu, resmi menjabat sebagai Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri (Kasi Pidsus Kejari) Batam untuk menggantikan Muhammad Chadafi Nasution, S.H.

Sedangkan Muhammad Chadafi Nasution sendiri, dipromosikan sebagai Kasi Ideologi Politik Pertahanan Keamanan pada asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi Kejati Riau.

Acara pelantikan, pengambilan sumpah jabatan dan serah terima jabatan dilakukan di aula kantor Kejari Batam dengan dihadiri seluruh unsur pejabat dan staff di Kejari Batam.

Pelantikan Muhammad Yunus sebagai Kasi Pidsus Kejari Batam tersebut, dipimpin langsung Kepala Kejaksaan Negeri Batam, Roch Adi Wibowo, S.H.,M.H atas Perintah Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: KEP-IV-193/C.4/03/2018.

"Selamat datang dan selamat bertugas di kota Batam," demikian ucapan para unsur pejabat dan staff di lingkungan Kejari Batam kepada mantan Kasi Datun Kejaksaan Negeri Kayu Agung ini saat itu.

Walau acaranya dilakukan dengan sangat sederhana, namun terlihat sangat begitu akrab dan kompak antara satu dengan yang lainnya.

"Ya memang harus begitu, harus tetap kompak apa lagi yang namanya satu instasi, itu wajib hukumnya. Sebagai abdi negara tantangannya adalah harus siap ditempatkan dimana saja. Makanya dengan adanya rasa kekompakan itu, rasa canggung bisa teratasi ketika ditempatkan bertugas ke daerah manapun," kata Muhammad Yunus di sela waktunya saat ditemui awak media ini di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Di dalam waktu setengah jam yang diberikan untuk wawancara seputar karir dan kehidupannya kepada awak media ini, mantan Kasi Datun Kejaksaan Negeri Kayu Agung, Palembang ini, ternyata terlihat penyambutannya kepada media sangat wellcome (menyambut hangat=red).

" Ya, kalau saya memang seperti itu. Mungkin bukan di sini saja, sebelum-sebelumnya di mana saja saya bertugas, saya selalu wellcome kepada media. Bagi saya, media dan kejaksaan itu adalah fatner yang tidak bisa dipisahkan. Media adalah corong pemberita bagi kinerja kami kepada masyarakat. Artinya tanpa ada media yang memberitakan, masyarakat tentu tidak akan mengetahui bagainama kami bekerja," ujar bapak 4 anak ini.

Lanjutnya pria yang berlogat bahasa kental dialek Palembang ini mengaku, kalau dirinya sudah 20 lebih tahun bertugas di Kejaksaan.

"Awal mula saya bertugas itu di Bengkulu. Sedangkan menyandang sebagai jaksa, itu mulai dari tahun 2005. Saat itu saya bertugas di Lubuk Linggau, Palembang. Kalau dihitung mulai bertugas sampai saat ini, ya kurang lebih sudah 20 tahunlah," ucap pria kelahiran tahun 1974 ini.

Perjuangan bapak satu istri yang memiliki dua anak perempuan dan dua anak laki-laki ini mengatakan, untuk menjadikan dirinya menjadi seorang jaksa tidaklah mudah seperti yang dibayangkan atau seperti membalikan tangan.

Artinya bukan karena ketidakmampuannya, namun karena tidak adanya sedikitpun dukungan dari pihak keluarga besarnya, terutama dari sang ayah.

"Kalau ayah saya dari dahulu memang tidak mau jika anak-anaknya bercita-cita sebagai abdi negara, baik itu polisi, Jaksa maupun hakim. Enggak tahu kenapa, kecuali menjadi pengusaha, ayah akan memberikan dukungan sepenuhnya. Dan itu pernah diutarakan pada saya, tetapi saya tidak mau, saya lebih suka menjadi abdi negara. Buktinya bukan saya saja, kakak saya juga menjadi abdi negara yakni sebagai dokter, saat ini bertugas di Lubuk Linggau." kata Jaksa yang sudah pernah bertugas 10 bulan di Barabai, Kalimantan Selatan ini mengisahkan.

Pekerjaannya sebagai Jaksa ternyata bukan hanya tidak didukung oleh sang ayah, tetapi anak-anak dan istrinya pun demikian.

Kendati ia pindah tugas ke Batam, saat ini keluarganya tetap memilih tinggal di Palembang dengan alasan kalau anak-anaknya, tidak mau pindah-pindah sekolah lagi, sehingga membuatnya menjadi seorang diri di kota Batam.

"Anak dan istri saat ini lebih memilih tinggal di Palembang. Mereka lebih milih tetap di sana ketimbang ikut dengan saya, karena anak saya yang sulung itu tidak mau lagi pindah-pindah sekolah. Memang benar, selama saya bertugas, anak saya itu sudah 6-7 kali pindah sekolah.  Saya punya istri satu, anak saya ada 4, yang sulung kelas 3 SMP dan yang bungsu saat ini masih berumur 5 tahun. Anak-anak saya juga pernah kaget dan bertanya kepada saya,  kenapa harus pindah-pindah tugas. Begitu juga dengan istri saya, namun saya tetap berusaha memberikannya pemahaman, karena begitulah, saya sudah disumpah sebab menjadi seorang jaksa itu, harus siap ditugaskan kemana saja di seluruh indonesia." katanya.

Walaupun keluarganya tetap memilih tinggal jauh darinya, Ia tetap tabah dan semangat menjalankan tugasnya sebagai seorang Jaksa. Kepada istrinya pernah berpesan, bahwa kesuksesan seorang suami terjadi karena ada istri yang selalu setia mendukung suaminya.

Ditanya soal apa keluh kesannya atau suka duka selama ia bertugas menjadi seorang jaksa, Muhammad Yunus mengatakan keluhnya kalau ia sebelumnya juga sudah pernah diancam oleh keluarga terdakwa saat menangani kasus pembunuhan.

"Kalau keluhnya itu pasti ada. Dahulu saat menangani kasus pembunuhan, saya pernah diancam pihak keluarga terdakwa akan dihabisi. Tapi alhamduliliah sampai saat ini pada saya tidak terjadi apa-apa," tukasnya.

Mengenai apa kesannya selama bertugas, ia mengaku kalau dirinya sebelumnya sudah pernah ditunjuk langsung oleh presiden RI, Joko Widodo sebagai Jaksa Pengacara Negara (JPN) menangani pembebasan lahan jalan Tol di Palembang.

"Yang paling berkesan itu ada yakni sewaktu saya saat bertugas di Kayu Agung, Palembang. Saat itu saya pernah ditunjuk langsung sebagai JPN untuk mewakili bapak Presiden Joko Widodo dalam menangani kasus perdata pembebesan lahan jalan Tol senilai Rp 10 Miliar, Insyah Allah akan menang," kenangnya pria yang baru satu minggu menjabat Kasi Pidsus di Kejari Batam ini.

Lanjut dia, penunjukan itu langsung dari Presiden dengan melalui Kejaksaan Agung lalu ke Kejati, dari Kejati lalu ke Kejari Kayu Agung dan lalu ke dia.

Lebih lanjut, ketika ditanya kenapa ia memilih menjadi seorang jaksa, jawabnya kedengaran sedikit menggelitik, kata dia, mengapa ia menjadi jaksa karena keinginannya menjadi polisi tidak tercapai.

" Ya, sebenarnya dulu itu saya bercita-cita ingin menjadi seorang polisi. Kenapa? Ya karena waktu kecil dahulu polisi saya lihat itu gagah-gagah karena ada pangkat di bahunya. Kepinginnya dulu jadi polisi, tapi apa boleh buat, saya tidak bisa mewujudkannya karena ukuran tinggi badan saya kurang 3 centi meter. Setelah mengetahui  tak mungkin bisa masuk masuk polisi, akhirnya saya memilih menjadi jaksa. Bahkan setelah saya menjadi jaksa saat itu, saya juga pernah terkejut melihat kalau ternyata bukan hanya polisi saja yang punya pangkat, ternyata jaksa juga ada, hahaha, tapikan tak salah, karena memang seperti itulah pemikiran dulu," katanya senyum mengakhiri.

Pantuan media ini, Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Batam, Muhammad Yunus, S.H., M.H ini adalah salah satu contoh dari ribuan jaksa-jaksa yang ada di Indonesia.

Seperti yang sudah diucapkannya, sebagai seorang jaksa yang sudah disumpah, kapan saja, dimana saja maupun setiap waktu, harus tetap siap dipindah tugaskan kemana saja.

Ternyata menjadi seorang jaksa itu tidak seenak yang dibayangkan. Karena selain harus rela berpindah-pindah tugas bahkan harus rela tinggal jauh dari keluarga, ternyata juga harus siap lahir batin dan jiwa raga untuk mengabdi kepada nusa bangsa.(Ag)


Editor: Agus Budi Tambunan  

Friday, 6 April 2018

Gantikan Sukriyadi, Robi Harianto Resmi Jabat Kasi Intel Kejari Batam

Foto bersama Sukriyadi dengan Robi Harianto saat di acara Sertijab. .
Dinamika Kepri, Batam - Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri (Kajari) Batam resmi berganti jabatan dari Kasi Intelijen Sukriyadi ke Robi Harianto mantan Kepala seksi Pidana Umum di Kejaksaan Negeri (Kajari) Bengkalis.

Acara serah terima jabatan (Sertijab) Kasi intelijen ini berlangsung di aula Sasana Suprapto, dipimpin langsung oleh Kejari Batam Roch Adi Wibowo, Jumat ( 6/4/2018) pagi.

Sukriyadi resmi melepas jabatannya dan pindah tugas dengan jabatan baru sebagai Kepala Seksi Terorisme dan Lintas Negara di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kepulauan Riau.

Kepada Robi Harianto, Sukriyadi berpesan kepada kepala seksi intelijen yang baru agar dapat meneruskan tupoksi intelijen, khususnya TP4D yang sudah masuk 7 kegiatan.

Ia juga berharap, agar Kasi Intel yang baru bertugas tersebut dapat bersinergi dengan media.

Sementara itu, Kepala Seksi intelijen yang baru mengatakan, bahwa ia dan seluruh personil bidang intelijen Kejari Batam akan tetap bersinergi serta melakukan koordinasi dan bertukar informasi dengan pihak manapun terkait penanganan perkara di Kejari Batam.

"Saya dan seluruh personil bidang intelijen akan tetap menjalin komunikasi dengan pihak manapun terkait penanganan perkara di Kejaksaan Negeri Batam dan akan tetap menjalin komunikasi yang baik dengan Para awak media di kota Batam," kata Robi.

Lanjut Robi, Ia akan melanjutkan tugas-tugas yang masih ditinggalkan oleh Kasi intel yang lama.(Ril)

Wednesday, 15 November 2017

Diawal Tugas, Danrem 033/WP Kolonel Inf Gabriel Lema Kunjungi Jajarannya di Batam

Danrem 033/WP Kolonel Inf Gabriel Lema S.Sos saat di Markas Batalyon Raidar Khusus 136/Tuah Sakti Barelang, Rabu (15/11/2017).

Batam, Dinamika Kepri - Setelah di Lantik menjadi Danrem 033/WP pada hari Sabtu 11 November 2017 di Makodam I/Bukit Barisan, diawal memulai tugas kerjanya, Kolonel Inf Gabriel Lema S.Sos didampingi Istri beserta para Kasi Korem 033/WP, hari ini melakukan lawatan ke satuan jajaran ke Markas Batalyon Raidar Khusus 136/Tuah Sakti Barelang, Rabu (15/11/2017).

Pada kunjungan perdananya di  Satuan jajaran di Korem 033/WP ini, juga langsung mendatangi satuan, untuk melihat langsung bagaimana pelaksanaan tugas di satuan baik satuan tempur maupun satuan Kowil.

Korem 033/WP membawahi 4 Kodim yaitu Kodim 0315/Bintan di Tanjungpinang, Kodim 0316/Batam, Kodim 0317/TBK dan Kodim 0318/Natuna serta 1 Satuan Tempur Yonif Raider Kompi (RK) 136/Tuah Sakti di Barelang Batam.

Selain itu, kedatangan Danrem ini juga disambut meriah oleh seluruh personil Satuan Tempur Yonif RK 136/Tuah Sakti di Barelang Batam.(Ril)

Monday, 13 November 2017

Danrem 033/Wira Pratama Kolonel Inf Gabriel Lema S.Sos di Sambut Ala Tradisi Korps

Tanjungpinang, Dinamika Kepri -
Bertempat di Markas Korem 033/Wira Pratama, hari ini secara resmi melaksanakan acara Tradisi Penerimaan Kolonel Inf Gabriel Lema S.Sos sebagai warga baru disaksikan seluruh Personel dan Komandan Satuan Jajaran Korem 033/WP, Senin(13/11/2017).

Kolonel Inf Gabriel Lema S.Sos menjadi warga baru dilingkungan setelah menjabat Danrem 033/Wira Pratama.

Danrem baru ini adalah merupakan Alumni Akademi Militer angkatan Tahun 1990 kelahiran Pulau Ende Nusa Tenggara Timur.

Pada penyambutan Danrem baru ini, dihadiri oleh Kasrem 033/WP Kolonel Inf Martin S M Turnif serta para Dandim Jajaran, Danyon Raider Khusus 136/Tuah Sakti, Dandempom Batam dan selurh Kasi serta perajurit di wilayah Tanjungpinang.(Ril)